BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetanus merupakan penyakit yang sering dijumpai pada bayi, penyebab penyakit ini adalah kuman anaerob clostridium tetani. Faktor utama penyakit ini menyerang pada bayi adalah pemotongan tali pusar dan terjadinya infeksinya biasa terjadi melalui luka pada tali pusat. Ini dapat terjadi karena pemotongan tali pusat tidak menggunakan alat-alat yang steril dan memakai alat sederhana seperti bilah bambu, pisau atau gunting yang tidak di steril terlebih dahulu.
B. Tujuan
1. Umum
Mengetahui dan memahami tentang penyakit tetanus pada bayi
2. Khusus
a. Mengetahui pengertian tetanus
b. Mengetahui penyebab Penyakit tetanus.
c. Mengetahui dan memahami bagaimana tetanus terjadi.
d. Mengetahui asuhan keperawatan terhadap Penyakit tetanus.
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Tetanus berasal dari kata tetanos (Yunani) yang berarti peregangan.
Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusu secara
normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejang–kejang ( WHO, 1989 ).
Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusu secara
normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejang–kejang ( WHO, 1989 ).
Tetanus adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh eksotoksin spesifik dari kuman anaerob clostridium tetani (Syamsuhidayat, 1997).
B. Etiologi
1. clostridium tetani yang merupakan kuman gram positif, anaerob, bentuk batang dan ramping.
Faktor resiko
1. Alat pemotongan tali pusar yang tidak steril.
2. Perawatan yang tidak steril.
3. Status kehamilan ibu.
4. Pemakaian alat medis yang tidak steril
C. Patofisiologi
D. Pathway
Clostridium tetani
Terjadi kaku
Keadaan anaerob
Infeksi tetanus
Absobsi aliran darah
Tonus Otot (tetanus spasme ) Tonus hipotolamus
Tonus otot pernafasan spasme otot Trismus otot mulut Reaksi antigen
Faring anti body
|
| ||||
Gangguan pola peningkatan lendir susah menetek hipertemi
|
|
tak erfektif kurang dari kebutuhan
E. Manifestasi
F. Penatalaksanaan
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Liquor cerebri normal
b. Hitung leukosit normal atau sedikit meningkat
c. Pemeriksaan kadar elektrolit darah terutama kalsium dan magnesium
d. Analisa gas darah dan gula darah sewaktu penting untuk dilakukan
2. Pemeriksaan radiologi: foto rontgen thorax setelah hari ke-5.
H. komplikasi
Komplikasi tetanus terjadi akibat penyakitnya seperti:
1. Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saliva) didalam rongga mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia aspirasi.
2. Asfiksia ini terjadi karena adanya kekakuan otot-otot pernapasan sehingga pengembangan paru tidak maksimal.
3. Ateletaksis karena obstruksi oleh sekret hal ini karena seseorang dengan tetanus akan mengalami trismus ( mulut terkunci) sehingga pasien tidak dapat mengeluarkan sekret yang mengumpul ditenggorokan ataupun menelannya.
4. fraktura kompresi ini dapat terjadi bila saat kejang klien difiksasi kuat sehingga tubuh tidak dapat menahan kekuatan luar
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TETANUS PADA BAYI
Ny. X melahirkan di dukun kurang lebih 1 minggu yang lalu, Bayi Ny. D berumur kurang lebih 6 hari. Ny. X mengatakan, bayinya tiba-tiba malas minum, menangis terus-menerus, tidak sanggup menghisap, kadang bayi Ny. D kejang-kejang. Suhu 39oC, oleh keluarga dibawa kerumah sakit dr. Karyadi Semarang. Dan mendapatkan perawatan di ruang PICU/NICU.
A. PENGKAJIAN
ASUAHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN TETANUS NEONATORUM
DI RUANG PICU/NICU
Tanggal :
Oleh :
Jam :
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : bayi Ny D
Umur : 6 hari
Jenis Kelamin :
Agama : Islam
Status :
Diagnosa : Tetanus Neonatorum
Pekerjaan :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny D
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Status :
Pekerjaan :
Hubungan dengan Pasien : Ibu pasien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ny D mengatakan bayinya malas minum, menangis terus menerus dan tidak sanggup menghisap.
b. Riwayat kehamilan pre natal
tidak diketahui
c. Riwayat natal
Ny D melahirkan dengan dukun
d. Riwayat post natal
Keluarga kurang pengetahuan dalam perawatan tali pusat. Bayi tidak mau menetek sejak setelah kelahiran. Bayi kadang mengalami kejang.
e. Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi tidak diketahui
3. Pengkajian Pola Fungsional
a. Pola bernafas
Dyspnea asfiksia dan sianosis akibat kontraksi otot pernafasan
b. Kebutuhan nutrisi
Malas minum, tidak sanggup menghisap.
c. Kebutuhan eliminasi
Kebutuhan eliminansi BAB dan BAK tidak mengalami gangguan,
d. Kebutuhan istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat tidur pasien terganggu.
e. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Tidak nyaman karena kadang terjadi kejang-kejang dan suhu tubuh meningkat.
f. Kebutuhan berpakaian
Masih dibantu orang tua
g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi
Suhu tubuh tinggi 39°c
h. Kebutuhan personal hygiene
Dalam personal hygiene pasien dibantu oleh perawat atau keluarga.
i. Pola gerak dan keseimbangan tubuh
Bayi sulit bergerak karena kadang tubuh kejang.
j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain.
Bayi belum mampu berkomunikasi.
k. Kebutuhan spiritual
Pasien belum wajib melakukan ibadah.
l. Kebutuhan bekerja
Pasien belum bisa bekerja.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Belum bisa dikaji karena pasien berumur 6 hari
n. Kebutuhan belajar
Belum bisa dikaji karena pasien berumur 6 hari
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Bayi malas minum, menangis terus-menerus, tidak sanggup menghisap, kadang kejang, suhu 390C
b. Kesadaran : -
c. Tanda-tanda vital :
TD : -
N : -
S : 39 0C
RR : -
A. ANALISA DATA
Nama Klien : Bayi Ny X No Register :
Umur : 6 hari Dx medis : Tetanus Neonatorum
Ruang dirawat : Ruang Picu/Nicu Alamat :
NO | Data Fokus | Problem | Etiologi |
1. | DS: DO: | Bersihan jalan nafas tak efektif | Peningkatan lendir |
2. | DS: DO: | Gangguan pola nafas | Spasme otot pernafasan |
3. | DS: Ibu mengatakan bayi kadang kejang DO: 38,6° | Hipertemi | Spasme otot pernafasan reaksi antigen anti body |
4. | DS: Ibu bayi mengatakan bayi malas minum dan tidak mau menetek DO: | Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan | Trismus otot mulut |
B. Diagnosa
1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan lendir
2. Gangguan pola pernafasan berhubungan dengan spasme otot pernafasan.
3. Hipertemi berhubungan dengan Spasme otot pernafasan reaksi antigen anti body yang ditandai dengan Ibu mengatakan bayi kejang dan suhu 39°C
4. Perubahan Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Trismus otot mulut yang ditandai dengan bayi malas minum dan tidak mau menetek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar